Links

never give up keep fight  

Sabtu, 06 Desember 2008

Kekayaan Bukanlah Kemuliaan

Kalau kekayaan menjadi ukuran kemuliaan seseorang dibumi, maka tentu qarun dan sa’labah tidak akan dihinakan oleh Allah dengan dibenamkan bersama seluruh kekayaannya ke dalam perut bumi.
Kekeyaan sebenarnya adalah seni untuk mampu mengumpulkan harta dari banyak orang hingga bermuara kepada dirinya. Ketika harta yyang sedikit dimiliki banyakorang dampak yang dihasilkan kurang optimal dan manfaatnya kurang banyak dirasakan masyarakat luas. Namun jika harta yang sedikit dari orang banyak bisa dikumpulkan kepada sesorang dengan cara bisnis yang benar dan halal tentu dampak yang akan dirasakan oleh masyarakat luas selama mendistribusikannya juga tepat.
Banyak manusia agung sepertu sahabat Rasulullah yang memberikan keteladanan kepada kita, Abdurrahman ibn Auf seorang konglomerat sukses dijaman Rasulullah tercatat dengan tinta emas dalam sejarah peradaban islam. Ia termasuk salah seorang dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga.
Abdurrahman ibn Auf adalah sosok pebisnis sukses dijamannya meninfaqkan seluruh harta kabilah niaganya kepada Rasulullah untuk diberikan kepada penduduk kota madinah, yang pada masa itu sedanag mengalami masa paceklik.
Allah berfirman : “Dan apa saja harta yang baik yang kamunafkahkan (di jalan Allah). Maka pahalanya untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakannya sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS.Al-Baqarah:272)
Inilah jalan itu, raihlah kebahagian dengan mengetahui hakikat kekayaan, tidak tertipu olehnya. Menjadikannya sebagai sarana untuk menjalani hidup dan bukan sebagai tujuan!jangan menyerah, teruslah berjuang!


Dahsyatnya Waktu

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerrjakan amal shalehdan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS> Al-‘Ashr:1-3)
Waktu demikian pentingnya hingga banyak istilah yang dipakai. Dibarat dengan budaya materialiknya mengatakan bahwa “time is money”. Ditimur dikenal dengan “waktu adalah pedang”. Apapun yang menjadi filosofi hidup kita mengenai waktu sungguh pentingya perkara ini. Satu-satu nya rezim otoriter yang tidak dapat dihentikan, dimajukan atau dimundurkan barang sejenakpun, itulah waktu.
Dalam sebuah ceramah mengenai pentingnya waktu disebutkan, apa yang membedakan bangsa maju dengan bangsa berkembang???padahal waktunya sama2 24 jam. Ternyata yang menjadi masalah bukanlah waktu itu sendiri, karena Allah maha adil bagi makluk-maklukNya. Yang membedakan kita dengan mereka bagaimana mengisi waktu tersebut, jumlah waktunya sama tapi bobot aktifitas untuk mengisi waktu tersebut sangat berbeda. Mereka jauh lebih produktif, bekerja keras, pekerjaan dilakukan dengan sangat efektif dan efisien, membuat rencana yang jelas, sehingga wajar jika waktunya sama namun hasilnya beda.
The rolling stones, kelompok musik terkenal didunia. Diusianya yang senja mereka kaya raya, tanpa gelar mereka memiliki kastil dan villa mewah dimana-mana.
Di cina, kebiasaan masyarakatnya jika sedang mengobroll dengan tetangga biasanya ada sesuatu ditangannya yang sedang di kerjakan, entah menjahit, menyulam ataupun kerajinan tangan lainnya.
Di jerman, mereka telah melupakan trauma masa lalu sewaktu perang dunia I dan II. Etos kerja mereka cukup tinggi, hamper 98 % pendu2knya bekerja keras, sehinnga wajar kalau sepakbola mereka termasuk yang terkuat didunia, dan mobil BMW dan Mercedes_Benz dengan citra rasa exklusif berasal dari jerman.
Jadi jangan heran kalu orang2 seperti mereka berikut produk2nya menyerbu Negara kita, dan kita hanya bias berkata kok bias ya…???


Tidak Ada Makan Siang Yang Gratis !!!!

“satu-satunya keju yang gratis hanya ada di perangkap tikus”

Selalu ada sebuah harga yang harus dibayar, pertukaran nilai adil dalam sunatullah kehidupan. Porsi besar dari harga yang anda bayarkan untuk menjadi makmur adalah menjadi orang yang menangani kemakmuran secara bertanggung jawab. Penelitian telah berkali-kali menunjukkan bahwa kebanyakan orang miskin yang memenangkan lotre besar 10 tahun kemudian bangkrut dan hancur.
Jangan pernah menyerah !! orang-orang mukmin tidak pernah mencari hal-hal yang gratis. Mereka selalu bahgia menukar nilai untuk segala sesuatunya. Dan itu tumbuh dalam dirinya dengan penuh kesadran dan tanggung jawab yang tinggi karena mereka adalah orang-orang yang memiliki kesadaran akan Sunatullah kehidupan, semua itu ada nilainya dan ada sebuah harga yang di bayarkan, dan tentu dengan tidak secara GRATIS!!!

AddThis Social Bookmark Button

Email this post


 

Design by Blogger Buster | Distributed by Blogging Tips